Cara Mengembalikan Memori yang Hilang di Komputer – Ruang penyimpanan atau hardisk sangat penting bagi para pengguna komputer atau laptop. Menginstal program dan game, menyimpan lagu dan film dan juga berbagai jenis file bisa dilakukan dengan cepat ke dalam hardisk ini.
Bahkan sistem operasi komputer pun disimpan dalam ruang penyimpanan ini. Hardisk yang cara bekerjanya dengan berputar cepat ini kadang mengalami masalah seperti beberapa sector memorinya yang hilang. Seperti diketahui, ruangan dalam hardisk dibagi dalam sector-sector. Bagaimana cara mengembalikan memori yang hilang di komputer?
Sebagian sector yang hilang ini bisa menjadikan kapasitas hardisk menjadi banyak berkurang dan pengguna mungkin beranggapan bahwa kapasitasnya sudah penuh. Ada dua cara untuk memulihkan dan memanfaatkan sector di hardisk yang hilang ini. Caranya adalah membersihkan hardisk dari timbunan file ‘sampah’, dan menata kembali semua memori ke sector yang tepat.
Membersihkan file ‘sampah’ tidak hanya bisa mengembalikan sejumlah ruangan kosong, tapi juga mempercepat kinerja komputer secara keseluruhan. Berkas ‘sampah’ ini mencakup file penginstalan, file pembaruan Windows dan memori cache sementara dari browser dan proses sistem.
Berikut cara mengembalikan memori yang hilang di komputer dengan membersihkannya dari junk file :
Langkah 1:
Tempatkan kursor pada bar pencarian dan ketik ‘Disk Cleanup’. Ini adalah tool Windows untuk membersihkan memori cache. Kita dapat menghapus file yang disimpan sementara di komputer, terutama yang menghabiskan banyak memori.
Langkah 2:
Dari menu drop-down, kita bisa memilih drive yang ingin dibersihkan. Namun direkomendasikan untuk memulainya dari drive partisi hard disk utama dimana terdapat sistem Windows di dalamnya. Selanjutnya klik ‘Clean up system files’.
Langkah 3:
Setelah dipilih, kita dapat melihat jumlah ruang yang dapat dibebaskan dan folder mana yang menggunakan banyak ruangan memori.
Langkah 4:
Pastikan kita memilih semua folder lalu tekan ‘Ok’. Segera semua file yang tersimpan sementara akan dihapus dari komputer. Kita bisa mengulangi langkah yang sama untuk drive lainnya.
Defragmentation adalah metode kedua cara mengembalikan memori yang hilang di komputer. Tidak seperti Disk Cleaner, tool ini tidak menghapus file yang tidak perlu namun mengatur ulang semua file untuk menempati ruang yang tidak terpakai.
Jadi defragmentasi bisa diibaratkan sebuah rak buku dengan buku-buku yang belum tertata rapi. Rak buku di mana beberapa buku ditata pun sesekali masih ada celah. Jadi, untuk membuat segalanya lebih teratur, kita perlu menggeser buku ke dalam celah dan memberi lebih banyak ruang untuk buku baru. Itulah inti dari Disk defragmentation. Biasanya Disk Defragmentation akan membutuhkan waktu yang lebih lama tergantung dari banyaknya file yang tersimpan di hardisk komputer tersebut.
Windows 7 atau Vista secara otomatis akan mengkonfigurasi Disk Defragmentation agar berjalan sekali seminggu, biasanya pada am 1:00 pada hari Rabu. Namun pengguna pun bisa menjadwalkan untuk waktu yang berbeda. Caranya, buka tool ini dengan mengetikkan “defrag” ke kotak pencarian menu Start, dan tekan enter.
Pengguna Windows Vista harus mengklik melalui UAC prompt. Pengguna Windows 7 dan Vista akan melihat kotak dialog yang sangat mirip, cukup klik tombol Configure Schedule atau Modify Schedule.
Dari layar tersebut, kita bisa menonaktifkan defrag otomatis dengan tidak mencentang kotaknya. Para pengguna Windows Vista yang menggunakan setidaknya Service Pack 1 bisa memilih volume mana yang akan di-defragmentasi secara otomatis selama defrag yang dijadwalkan tersebut. Sementara pengguna Windows 7 dapat memilih volume dari layar depan.
Sementara pada komputer dengan Windows 10 akan secara otomatis melakukan tugas pemeliharaan sistem seperti pemindaian keamanan dan optimasi disk sesuai jadwal. Secara default, Windows 10 menjalankan tugas tersebut setiap hari pukul 2 pagi dengan menyalakan komputer secara otomatis jika memang dalam mode sleep. Fitur pemeliharaan otomatis (automatic maintenance) pun ditambahkan di Windows 8, jadi pengguna pun akan melihat opsi yang sama di komputer dengan Windows 8.
Windows 8 menggunakan fitur automatic maintenance untuk melakukan tugas pemeliharaan sistem. Yaitu dengan menggabungkan sejumlah tugas di latar belakang dan kemudian melakukan semuanya sekaligus. Fungsi tersebut dijadwalkan di jam 2 pagi secara default, dan hanya dilakukan jika pengguna tidak menggunakan komputer pada jam tersebut.
Secara default, Windows akan menyalakan PC jika dalam mode sleep untuk melakukan tugasnya. Ini hanya untuk komputer yang tersambung ke power listrik dan tidak akan membangunkan laptop yang menggunakan baterai. Windows akan mengembalikan komputer ke kondisi sleep saat automatic maintenance selesai dijalankan.
Lama perawatan otomatis di Windows ini hanya satu jam. Jika fungsi tidak selesai dalam waktu itu maka Windows akan berhenti dan menyelesaikannya di jadwal pemeliharaan otomatis berikutnya. Beberapa tugas tersebut memiliki “tenggat waktu” dan akan diselesaikan penuh di luar jadwal pemeliharaan otomatis jika memang tidak selesai.
Jika pengguna menggunakan komputer pada waktu yang dijadwalkan, atau jika komputer dimatikan pada waktu yang dijadwalkan maka tugas perawatan tersebut akan terjadi pada waktu yang tersedia saat Windows mengetahui bahwa pengguna tidak memakai komputer.
Misalnya, jika pengguna meninggalkan komputer dalam waktu tertentu maka Windows akan mulai bekerja. Tugas pemeliharaan atau automatic maintenance di Windows 8 ini meliputi pembaruan perangkat lunak, pemindaian keamanan dengan aplikasi seperti Windows Defender, defragmentasi disk dan pengoptimalan, dan tugas diagnostik sistem lainnya.
Pada Windows 10, Windows Update sangat aktif dan akan menginstal update bahkan di luar jendela maintenance secara default. Namun fitur Grup Policy memungkinkan administrator sistem memaksa Pembaruan Windows untuk menginstal pembaruan selama jendela pemeliharaan.
Rangkaian tugas yang dijalankan bisa berbeda-beda dari komputer satu dengan komputer yang lain karena pengembang perangkat lunak dapat mengatur sendiri tugas terjadwal untuk berjalan selama jadwal maintenance ini. Dengan kata lain, Windows juga dapat menjalankan fungsi pemeliharaan yang dibuat oleh aplikasi yang telah diinstal.
Untuk mengelola fitur ini, masuk ke Control Panel> System and Security> Security and Maintenance. Pengguna juga bisa membuka menu Start, cari “Maintenance”, dan klik “Security and Maintenance” untuk langsung menuju ke layar ini. Perluas opsi Maintenance dan pengguna akan melihat opsi automatic maintenance di sini.
Pengguna akan melihat tanggal terakhir dan waktu pemeliharaan yang sudah dilakukan. Jika pengguna ingin segera menjalankan prosedur perawatan, klik “Start maintenance”. Pengguna bisa mengklik “Stop Maintenance” untuk menghentikan proses ini.
Untuk menjadwalkan waktu saat perawatan harus dilakukan dan memilih apakah opsi tersebut akan menyalakan komputer bisa dengan mengklik “Change maintenance settings”. Untuk mengatur waktu, klik kotak “Run maintenance tasks daily at” dan pilih waktunya.
Pengguna bisa memilih kapan saja pada jam 12: 00-11: 00. Dan jika pengguna ingin mencegah Windows secara otomatis menyalakan komputer Anda untuk menjalankan tugas tersebut, hapus centang pada kotak “Allow scheduled maintenance to wake up my computer at the scheduled time”.
Namun tidak direkomendasikan untuk menonaktifkan fitur tersebut. Windows 10 akan membuat komputer kembali dalam kondisi sleep saat selesai. Saat komputer menjalankan prosedur pemeliharaan ini kinerjanya tidak akan melambat meski sedang dipakai oleh penggunanya.
Klik “OK” saat selesai menyimpan perubahan yang dilakukan. Automatic maintenance akan menjaga agar komputer tetap memiliki kinerja yang lancar. Tugas perawatan dirancang agar berjalan hanya bila pengguna tidak sedang menggunakan komputer sehingga tak akan mengganggu sama sekali.